Jumat, 02 Mei 2008

mahasiswa kupu-kupu

Ironis ketika saya menanyakan kepada mantan mahasiswa yang sudah lulus dari kampusnya tentang suatu tempat, yang mana tempat itu merupakan tempat kegiatan mahasiswa bahkan tempat itu salah satu tempat nongkrong favorit bagi mahasiswa. Namun, dia sama sekali tidak tahu tentang tempat itu. Apalagi bila dia ditanya soal apa saja kegiatan mahasiswa pasti dia tidak tahu, orang tampatnya juga tidak tahu. Saya sangat heran mendengarnya. Ko bisa seorang mahasiswa yang sudah lebih dari tiga setengah tahun bahkan lebih kuliah di tempat itu bisa tidak mengetahui tempat yang biasa digunakan untuk kegiatan mahasiswa, memang apa aktivitasnya selama di kampus?
Tetapi orang itu mampu menyelesaikan kuliahnya dengan cepat dari pada teman-temannya yang lain, yang mungkin ikut dalam beberapa kegiatan mahasiswa. Ketika saya tanya kenapa dia bisa cepat lulus, dia dengan cepat menjawab “saya tidak mau menyusahkan orang tua saya untuk membiayai kuliah saya dan saya ngin cepat bekerja, untuk membantu orang tua” saya pikir itu cita-cita yang sangat mulia, dan hampir semua orang menginginkan hal itu, tanpa harus disebutkan. Namun saya heran kenapa dia sampai sekarang setelah hampir setahun dia masih belum juga mendapat kerja. Karena untuk masuk bisa kerja di beberapa perusahaan bukan hanya nilai akademisnya yang menjadi syarat untuk bekerja, tetapi dia juga harus mempunyai wawasan yang sukup luas untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut.
Mahasiswa seperti itu adalah mahasiswa yang tidak mau berfikir dan tidak peduli kepada sesama lingkungannya. Dia hanya berfikir setelah saya lulus saya harus bisa kerja, agar hidup saya lebih baik dari sekarang. Dia tidak tahu dan tidak mau tahu posisi dirinya sendiri dan fungsi dia sebagai mahasiswa. Terlalu egois, ketika mahasiswa hanya berfikir utuk dirinya sendiri. Bahkan banyak mahasiswa yang bilang saya kekampus untuk kuliah bukan untuk yang lain. Padahal ketika kita masuk kuliah, kita diberitahukan fungsi dan peranan mahasiswa, yang intinya mahasiswa adalah pelopor perubahan, Banyak rakyat yang mengharapkan dengan hadirnya mahasiswa dilingkungannya dapat memberikan pencerahan atau perubahan kearah yang lebih baik. Karena mereka menganggap mahasiswa itu serba bisa. Oleh karena itu kita jangan kecewakan harapan mereka.
Dengan hanya mengutamakan akademis selama kuliahnya, maka apa yang akan kita berikan kepada masyarakat nanti. Karena, mereka tidak akan
Sesuatu yang wajar ketika banyak mahasiswa yang takut akademisnya terganggu akibat dia ikut dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa. Dan juga dia melihat orang yang susah lulus dikarenakan katanya orang itu sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus atau oraganisasinya. Bukannya seorang mahasiswa harus meninggalkan akademisnya untuk Sesuatu yang mereka anggap tidak ada gunanya. Tetapi bagaimana dia bisa menjalani fungsi mahasiswa sebagai pelopor perubahan dan juga bisa menyelesaikan bidang akademisnya dengan baik.
Namun, dengan banyak kekhawatiran itu jangan menjadikan kita sebagai mahasiswa yang “kupu-kupu” atau mahasiswa yang kuliah-pulang, kuliah-pulang. Dan tak peduli terhadap harapan rakyat hanya karena karir masa depannya akan terganggu.

Ironis ketika saya menanyakan kepada mantan mahasiswa yang sudah lulus dari kampusnya tentang suatu tempat, yang mana tempat itu merupakan tempat kegiatan mahasiswa bahkan tempat itu salah satu tempat nongkrong favorit bagi mahasiswa. Namun, dia sama sekali tidak tahu tentang tempat itu. Apalagi bila dia ditanya soal apa saja kegiatan mahasiswa pasti dia tidak tahu, orang tampatnya juga tidak tahu. Saya sangat heran mendengarnya. Ko bisa seorang mahasiswa yang sudah lebih dari tiga setengah tahun bahkan lebih kuliah di tempat itu bisa tidak mengetahui tempat yang biasa digunakan untuk kegiatan mahasiswa, memang apa aktivitasnya selama di kampus?
Tetapi orang itu mampu menyelesaikan kuliahnya dengan cepat dari pada teman-temannya yang lain, yang mungkin ikut dalam beberapa kegiatan mahasiswa. Ketika saya tanya kenapa dia bisa cepat lulus, dia dengan cepat menjawab “saya tidak mau menyusahkan orang tua saya untuk membiayai kuliah saya dan saya ngin cepat bekerja, untuk membantu orang tua” saya pikir itu cita-cita yang sangat mulia, dan hampir semua orang menginginkan hal itu, tanpa harus disebutkan. Namun saya heran kenapa dia sampai sekarang setelah hampir setahun dia masih belum juga mendapat kerja. Karena untuk masuk bisa kerja di beberapa perusahaan bukan hanya nilai akademisnya yang menjadi syarat untuk bekerja, tetapi dia juga harus mempunyai wawasan yang sukup luas untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut.
Mahasiswa seperti itu adalah mahasiswa yang tidak mau berfikir dan tidak peduli kepada sesama lingkungannya. Dia hanya berfikir setelah saya lulus saya harus bisa kerja, agar hidup saya lebih baik dari sekarang. Dia tidak tahu dan tidak mau tahu posisi dirinya sendiri dan fungsi dia sebagai mahasiswa. Terlalu egois, ketika mahasiswa hanya berfikir utuk dirinya sendiri. Bahkan banyak mahasiswa yang bilang saya kekampus untuk kuliah bukan untuk yang lain. Padahal ketika kita masuk kuliah, kita diberitahukan fungsi dan peranan mahasiswa, yang intinya mahasiswa adalah pelopor perubahan, Banyak rakyat yang mengharapkan dengan hadirnya mahasiswa dilingkungannya dapat memberikan pencerahan atau perubahan kearah yang lebih baik. Karena mereka menganggap mahasiswa itu serba bisa. Oleh karena itu kita jangan kecewakan harapan mereka.
Dengan hanya mengutamakan akademis selama kuliahnya, maka apa yang akan kita berikan kepada masyarakat nanti. Karena, mereka tidak akan
Sesuatu yang wajar ketika banyak mahasiswa yang takut akademisnya terganggu akibat dia ikut dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa. Dan juga dia melihat orang yang susah lulus dikarenakan katanya orang itu sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus atau oraganisasinya. Bukannya seorang mahasiswa harus meninggalkan akademisnya untuk Sesuatu yang mereka anggap tidak ada gunanya. Tetapi bagaimana dia bisa menjalani fungsi mahasiswa sebagai pelopor perubahan dan juga bisa menyelesaikan bidang akademisnya dengan baik.
Namun, dengan banyak kekhawatiran itu jangan menjadikan kita sebagai mahasiswa yang “kupu-kupu” atau mahasiswa yang kuliah-pulang, kuliah-pulang. Dan tak peduli terhadap harapan rakyat hanya karena karir masa depannya akan terganggu.

Tidak ada komentar: